BERITA TERBARU HARI INI – Jurus PLN IP Jawab Tantangan Akselerasi Transisi Energi. PLN Indonesia Power (PLN IP) menjawab tantangan akselerasi transisi energi guna mencapai target Net Zero Emission 2060 dengan melakukan beragam inovasi. Hal ini didukung oleh sumber daya manusia yang menghasilkan berbagai terobosan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, perubahan iklim menjadi salah satu fokus Pemerintah, sebab itu pelaksanaan transisi energi merupakan sebuah keharusan untuk mewujudkan target Net Zero Emission pada 2060.
“Fokus pada perubahan iklim dan komitmen Net Zero Emmision maka transisi energi harus kita lakukan,” kata Bahlil, dikutip Senin (14/10/2024).
Menurut Bahlil pemenuhan energi sudah menjadi amanat konstitusi. Namun, saat ini mengalami penyesuaian ke arah energi yang ramah lingkungan untuk melaksanakan transisi energi.
“Kami di Kementerian ini memang bertanggung jawab yang sangat besar, Kementerian ESDM adalah bagian dari pada Amanah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia khususnya Pasal 33 dan dalam konteks itu kita juga mengalami perubahan transisi yang sangat luar biasa kita bicara tentang green energy dan juga bicara tentang lingkungan yang lebih baik,” kata Bahlil.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengungkapkan, dalam mengakselerasi transisi energi terdapat tangan terampil para enginer PLN IP yang mampu menghasilkan inovasi pada sektor ketenagalistrikan.
“PLN Indonesia Power telah menghasilkan beragam inovasi untuk meredam emisi yang dihasilkan sektor ketenagalistrikan, tentunya itu merupakan hasil dari kegigihan enginer kami yang terus melakukan pengembangan untuk menjawab tantangan ini,” tutur Edwin.
Enginer PLN
Adapun inovasi yang dihasilkan para enginer PLN Indonesia Power di antaranya adalah Digitalization Online Tube Boiler Analysis (DOTA), Akselerasi Produksi Green Energy Dengan Metode Baru Pencampuran Batubara-Biomassa Dalam Upaya Mendukung Energy Transition dan Inovasi yang terakhir adalah Modifikasi Oil Cooler (MODERATOR) untuk menghindari terjadinya kebocoran oli pada generator transformer PLTU Labuan PGU.
Atas inovasi tersebut, PLN Indonesia Power kembali meraih penghargaan dalam bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Kali ini melalui enjiner-enjiner terbaiknya, PLN IP menerima Tanda Kehormatan dari Menteri ESDM pada momentum Hari Ulang Tahun Pertambangan dan Energi ke-79.
Adapun Enjiner PLN Indonesia Power yang menerima penghargaan diantaranya Agung Suharwanto, Didi Rooscote, Herowiko Thama Nurahman, Nico Dwi Kurniadi, Heru Hermawan, Shandy Helmi R, Prima Galih Pratama dan Setyawan Santoso.
Tekan Emisi Karbon, PLN Dedieselisasi Unit Pembangkitan PLTS Hybrid Nusa Penida
PLN Indonesia Power (PLN IP) mengakselerasi transisi energi dalam membantu Pemerintah mencapai target Net Zero Emission pada 2060. Salah satunya menerapkan dedieselisasi Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Bali pada PLTS Hybrid Nusa Penida.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, transisi energi bagi PLN IP tak hanya sebuah program, melainkan komitmen yang berkelanjutan. Berbagai aksi korporasi pun telah dilakukan untuk mengurangi emisi karbon yang berasal dari sektor kelistrikan.
“Pengembangan transisi energi bagi kami tak hanya sebuah program, namun telah menjadi komitmen berkelanjutan. Penghargaan ini jadi bukti keseriusan kami dalam mengelola manajemen energi sesuai ISO:50001,” kata Edwin dikutip Rabu (9/10/2024).
Edwin mengungkapkan, untuk menekan penggunaan bahan bakar fosil dan emisi karbon pada sektor kelistrikan, PLN IP melakukan dedieselisasi seperti yang dilakukan UBP Bali pada PLTS Hybrid Nusa Penida.
Beban Puncak
“Di Nusa Penida, Bali beban puncak mencapai 11,3 MW, kami lakukan dedieselisasi pada PLTS Hybrid Nusa Penida 3,5 MW ditambah Battery Energy Storage System sebesar 3 MWh yang dapat berkontribusi 31 persen saat beban puncak. Listrik yang kami hasilkan bersih, karena fokus kami dalam menekan laju emisi,” papar Edwin.
Edwin melanjutkan, dalam menurunkan emisi karbon pada sektor kelistrikan, PLN Indonesia Power juga telah melakukan program cofiring yang merupakan program pemanfaatan biomassa sebagai energi primer pembangkit. Hal ini merupakan salah satu inovasi dalam mengurangi konsumsi batu bara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
“Program cofiring ini menjadi salah satu terobosan kami untuk mengakselerasi transisi energi, meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi dan mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sektor kelistrikan,” tutur Edwin.